Senin, 19 Juli 2010

Muslim AS Tanamkan Ajaran Islam Melalui Pramuka

Pramuka online, Washington 13 Juli 2010


"Dengan merasa terhormat saya akan mencoba untuk mengabdi kepada Tuhan dan negara saya, untuk membantu orang-orang setiap waktu dan untuk menjalani hidup dengan peraturan pramuka," Mena mengutip janji pramuka sambil mengangkat tiga jari tangan kanannya, isyarat pramuka yang mendunia.

Gadis Muslim berusia 15 tahun dari Virginia utara itu telah mencintai pengalaman tersebut sejak ia bergabung dengan kelompok pramukanya di Islamic Center tiga tahun lalu.

"Kau dapat bertemu dengan berbagai macam orang, kau memiliki banyak kesempatan yang tidak akan kau dapatkan selain di sini," ujar gadis berkerudung itu sambil tersenyum saat ia berdiri di antara teman-teman sekelompoknya di Cadette and Senior Girl Scouts di Masyarakat Muslim Area Dules (ADAMS).

"Seperti di tahun pertama saya ikut pramuka ketika bertemu dengan Presiden Bush saat itu," kenangnya. "Waktu itu ada pertandingan softball di Gedung Putih dan kami ikut dalam upacara bendera di sana."

Razia Sohail, pemimpin kelompok, mengatakan bahwa pramuka adalah tentang menemukan ketertarikan yang semakin meningkat sebagai aktivitas anak-anak Muslim.

"Kegiatan ini menjadi sangat populer, banyak keluarga yang meminta anak-anaknya bergabung dengan kami," ujarnya.

Hampir semua Islamic Center atau Masjid yang besar mengorganisir kelompok pramuka untuk komunitas lokal mereka.

Di ADAMS sendiri terdapat lebih dari 200 anggota pramuka.

Menurut Boy Scouts of America, kelompok-kelompok pramuka Muslim telah meningkat dalam dua tahun terakhir.

Mereka mengatakan bahwa sekitar 2.000 anggota pramuka baru mendaftar di 112 kelompok melalui sekolah-sekolah Islam dan Masjid.

Banyak orangtua Muslim yang lebih memilih pramuka karena aktivitasnya sesuai dengan ajaran Islam.

"Saya rasa prinsip-prinsip Islam dapat dimasukkan dengan sangat baik ke dalam kepramukaan," ujar Navid Khan, seorang ayah dari tiga orang anak.

"Konsep kepramukaan aktivitas yang bersih dan menyeluruh. Mengajari mereka untuk membantu sesama, melakukan hal yang benar, dan menjadi bersih, berani, dan jujur. Saya seperti itulah Islam."

Dua anak perempuan Khan adalah anggota Junior Scout Troops, dan ia kini menunggu untuk anak laki-lakinya, Adam, yang akan segera berusia lima tahun, untuk bergabung dengan Daizy Troops.

"Saya sendiri berencana untuk menjadi ketua kelompok pada saat itu."

Karima Shamma, ibu dari dua orang anak, mengatakan bahwa kegiatan pramuka memberikan anak-anaknya lingkungan yang sempurna dan contoh positif untuk diteladani.

"Kepramukaan memberi mereka rasa tanggung jawab dan membuat mereka terlibat dalam kegiatan sosial."

Karima tidak sepakat dengan pendapat beberapa orang yang takut kepramukaan akan mengganggu proses tumbuh besar mereka secara Islami, terutama bagi anak perempuan.

"Saya sendiri dulu juga ikut pramuka, bahkan di sebuah kelompok non-Muslim," kenang Karima, yang keturunan Mesir namun lahir dan besar di AS.

Ia mengatakan bahkan jika anak perempuannya secara tak sengaja melihat sebuah aktivitas yang tidak berkaitan dengan Islam selama interaksinya dengan kelompok non-Muslim, maka itu akan menjadi kesempatan edukasional yang bagus untuknya.

"Itu akan menjadi kesempatan baginya untuk melihat hal itu dan bertanya mengapa mereka melakukannya, dan kemudian itu akan menjadi sebuah kesempatan untuk berdialog dengannya dan memberitahunya bahwa itu adalah bagaimana orang lain meyakini dan menjalani hidupnya," ujarnya.

"Lagipula kita hidup di masyarakat yang luas. Kita bukan masyarakat yang tertutup, dan anak-anak kita akan menyaksikan hal-hal semacam itu bagaimanapun caranya."

Saira, yang telah menjadi anggota pramuka sejak masih duduk di taman kanak-kanak, senang berinteraksi dengan orang lain, seperti ketika kelompok pramukanya bertemu dengan kelompok pramuka non-Muslim dari kota Falls Church di sebuah acara.

Ia juga senang mengenakan lencana pramuka kemana pun ia pergi.

"Selalu menyenangkan mengatakan pada orang-orang bahwa saya adalah anggota pramuka," ujar gadis berusia 16 tahun ini.

Rahima Ullah, ketua Brownie Troops untuk kelas dua dan tiga, mengatakan bahwa kegiatan seperti pergi menginap bersama kelompok non-Muslim memberikan kesempatan pada anak-anak untuk melebur dengan masyarakat yang lebih luas.

"Pramuka adalah tentang menjadi inklusif dan merasa bahwa semua orang diterima dan dimasukkan."

Ullah, yang telah menjadi ketua kelompok pramuka selama empat tahun, percaya bahwa kepramukaan memberikan kesempatan pada anak-anak untuk merayakan menjadi Muslim Amerika.

Ia mengatakan bahwa Masjid-masjid dan Islamic Center mungkin menerima pramuka karena merupakan salah satu sumber terbaik untuk menekankan pesan tersebut.

"Kami memelihara tradisi Islam kami dan mengeluarkan yang terbaik dari apa yang kami miliki di Amerika sini," ujar Ullah.

"Kami berada di Amerika, ini adalah rumah dan negara kami. Mengapa menciptakan sesuatu yang baru dari sesuatu yang telah ada?"(Sumber berita: http://www.suaramedia.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar