Selasa, 09 November 2010

Rully: Ke Afrika Selatan karena Negara Cikal Bakal Pramuka

TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR, Rully Chairul Azwar mengatakan studi banding ke Afrika Selatan adalah penting karena Afrika Selatan sebagai salah satu negara persemakmuran dan merupakan negara cikal-bakal munculnya Pramuka atau Pemanduan.


Menurut Rully, justru kunjungan kerja ke sana dapat menjadi masukan penting dalam pembuatan Undang-Undang terkait Pramuka, meskipun kepanduan di sana kurang berkembang dibanding di Indonesia. "Kita mempertanyakan kok di negara yang menjadi cikal-bakal perkembangannya kurang," ujar dia saat dihubungi Tempo, Selasa (14/9).

Selama ini Indonesia masih mengacu sistem kepanduan yang diterapkan oleh negara-negara common wealth, termasuk Afrika Selatan. Karena itulah Komisi X ingin mengetahui model apa yang masih efektif digunakan dan model mana yang perlu ditinggalkan.

Apalagi, kata dia, saat ini Pramuka menghadapi masalah pencitraan, di mana Pramuka dianggap sebagai organisasi untuk orang tua dan kurang diminati generasi muda.

"Itu yang mau kita tahu. Kalau hanya liat dari situs, literatur studi, kita tidak bisa menggali lebih dalam soal apa yang menimbulkan tidak berkembang di sana sebagai negara cikal-bakal pemanduan. Dicek aja apa kita program jalan-jalan atau program legislasi," tutur Rully.

Kunjungan kerja ke luar negeri itu, ungkap Rully, tidak menyalahi tata tertib. Dalam tata tertib dinyatakan untuk menggali sedalam-dalamnya terkait penyempurnaan komisi bisa melakukan studi banding. Apalagi jika terkait dengan fungsi legislasi.

Dalam membuat undang-undang, dia mengatakan, DPR tidak bisa main-main lantaran mengikat seluruh bangsa. Dia menjelaskan, justru di negara yang bukan cikal-bakal pramuka, kegiatan tersebut justru berkembang pesat, misalnya di Jepang.

Karena itulah kunjungan Komisi X yang berangkat malam ini akan dibagi ke dua tempat, yakni negara common wealth seperti Afrika Selatan, dan di luar common wealth, seperti Jepang.

Rully berharap Pramuka menjadi wadah pembentukan karakter generasi muda yang cinta bangsa, tanah air, cinta alam, serta berjiwa produktif. Hal itu dianggapnya penting karena saat ini ada persoalan dari karakter anak muda kita. "Anak muda sekarang ini marah-marah sedikit langsung ngebakar," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar